Monday, December 17, 2012

Anakmu Bukan Milikmu



Anakmu Bukan Milikmu
Mereka putra putri sang Hidup yang rindu pada diri sendiri,
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu
Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,
Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri
Patut kau berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya,



Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi meski dalam mimpi
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun jangan membuat mereka menyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
Pun tidak tenggelam di masa lampau
Kaulah busur, dan anak-anakmulahAnak panah yang meluncur
Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihiNya busur yang mantap



-Khalil Gibran-

Friday, December 14, 2012

Bosan

Aku bosan mengucap rindu dan tidur dalam balutan pilu.




Ini tulisan pengalih pikiran, pelarian dari rasa bosan. Sepi. Kosong. Alih-alih bingung ingin melakukan apa, saya malah terdampar disini. Menuliskan apa saja, biar saja tidak sesuai ejaan atau pemilihan kata yang benar. Saya cuma...kesepian.
Kata-kata di sudut kanan atas itu mungkin sedikit menyimpang dari tema, tapi saya suka rima-nya. Itu kalimat pertama yang terpikir bahkan sebelum menuliskan judul untuk tulisan ini. Padahal sebenarnya saya cuma bosan. Tugas-tugas minggu ini membuat waktu tidur jadi kacau. Kadang saya tidur disaat semua orang bangun, dan terjaga semalaman saat semua orang lelap. Akibatnya otak saya juga kacau, kata-kata dan perbuatan juga tidak sejalan dengan maunya hati, termasuk saat menulis posting ini dengan kalimat formal. Aneh.

Bicara tentang tugas, mungkin saya yang terlalu manja atau banyak mengeluh, mungkin sepenuhnya salah saya juga yang gak seharusnya ngeluh sana sini, tapi rasanya beban deadline 2 summary selama satu minggu itu rasanya kok nyiksa ya. Entah apa menurut orang lain, tapi bagi saya deadline secepat itu dengan bahan yang baru diberikan beberapa hari yang lalu itu bikin otak saya malah pecah kemana-mana dan mungkin hasilnya sama sekali gak maksimal. Alibi? Bagi saya gak. Resiko saya harus terima apapun yang dikasih, termasuk penambahan tugas tiba-tiba yang seharusnya bukan jatah saya. Saya gak tau peraturannya darimana, tapi selama posisi saya cuma dibawah dan orang itu punya power, selamanya saya cuma bisa berusaha mengerjakan yang diperintahkan. Dan maaf sebelumnya, ini sama sekali no offense.

Akhirnya saya berakhir pada satu kesimpulan. Mungkin saya cuma lelah dan butuh tidur.

Quote

"Saat kau marah, kau lupa perasaanku. Kau keraskan hatimu, aku remuk di dalamnya"
-anonim