Monday, September 6, 2010

Pelarian?

There are many ways to release your emotions; nangis, marah sambil teriak-teriak. Walaupun gak bakal ilang sepenuhnya, seenggaknya bisa dijadiin pelarian. Its relieving, anyway. Daripada disimpen, menuh-menuhin inbox.

Gue orangnya gak bisa marah. Bukan berarti gue gak bisa ngerasain rasa marah, tapi lebih ke gak bisa marah yang sebener-benernya marah, stay mad just like everyone did. Sampe teriak atau bentak-bentak orang gitu. Meh, not my type. Atau kayak salah satu temen gue itu yang kalo marah malah banting-banting barang. Sok kaya. Serius, gue lebih suka nangis. Gue gak bisa marahin orang. Kalo sekedar buat lucu-lucuan pas waktu MOS sih, gue bisa. Tapi kalo yang marah beneran, kayaknya jarang banget dan teritung jari sejak gue bisa ngerti apa itu marah. The weird thing is, kalo gue ngerasa marah dan gue mau teriak, kepala gue pusing. As if I couldn't release my emotions that way.

Gue lebih suka nangis karna gue nyesel, kenapa gue mesti marah. Padahal belom tentu orang itu yang salah. I believe that there is no a proper right or wrong. Konsep benar-salah itu relatif. Well maybe we just have to think in the different perspective, sisi dimana gak setiap orang bisa terima. Mungkin inti dari posting ini adalah, gue terlalu cupu untuk bisa marah kayak orang-orang lainnya. But trust me, I just don't wanna make things worse. If you cannot say something nice, do not say anything or you better left things unsaid. Kita gak berhak menghakimi siapapun.


Besides, emosi gak harus selalu diluapin dengan marah-marah kan? There is always a productive thing we can do to overcome this. Nulis misalnya?

No comments:

Post a Comment